Proses Pembuatan Tahu
created by mahasiswa ITP-FTP UB 2006
Tahu merupakan salah satu makanan
tradisional yang populer. Selain rasanya enak, harganya murah dan nilai
gizinya pun tinggi. Bahan makanan ini diolah dari kacang kedelai.
Meskipun berharga murah dan bentuknya sederhana, ternyata tahu mempunyai
mutu yang istimewa dilihat dari segi gizi. Hasil-hasil studi
menunjukkan bahwa tahu kaya protein bermutu tinggi, tinggi sifat
komplementasi proteinnya, ideal untuk makanan diet, rendah kandungan
lemak jenuh dan bebas kholesterol, kaya mineral dan vitamin (Koswara,
2006).
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tahu adalah:
- Kedelai
Kedelai merupakan bahan utama dalam pembuatan tahu. Kedelai yang digunakan adalah kedelai jenis Bola I.
- Air
Hampir semua tahapan dalam pembuatan tahu
membutuhkan air dari proses perendaman, pencucian, penggilingan,
pemasakan, dan perendaman tahu yang sudah jadi sehingga dibutuhkan air
dalam jumlah banyak. Air yang digunakan di berasal dari air tanah atau
air artesis.
- Asam Cuka
Asam Cuka berfungsi untuk mengedapkan
atau memisahkan air dengan konsentrat tahu. Asam cuka mengandung cuka
dan garam sehingga bersifat asam. Asam cuka yang digunakan diperoleh
dari pabrik tahu lain dan dapat digunakan secara berulang-ulang.
Proses pembuatan tahu terdiri beberapa tahap yaitu:
- Perendaman
Pada tahapan perendaman ini, kedelai
direndam dalam sebuah bak perendam yang dibuat dari semen. Langkah
pertama adalah memasukan kedelai ke dalam karung plastik kemudian diikat
dan direndam selama kurang lebih 3 jam (untuk 1 karung berisi 15 kg
biji kedelai). Jumlah air yang dibutuhkan tergantung dari jumlah
kedelai, intinya kedelai harus terendam semua. Tujuan dari tahapan
perendaman ini adalah untuk mempermudah proses penggilingan sehingga
dihasilkan bubur kedelai yang kental. Selain itu, perendaman juga dapat
membantu mengurangi jumlah zat antigizi (Antitripsin) yang ada pada
kedelai. Zat antigizi yang ada dalam kedelai ini dapat mengurangi daya
cerna protein pada produk tahu sehingga perlu diturunkan kadarnya.
- Pencucian kedelai
Proses pencucian merupakan proses
lanjutan setelah perendaman. Sebelum dilakukan proses pencucian, kedelai
yang di dalam karung dikeluarkan dari bak pencucian, dibuka, dan
dimasukan ke dalam ember-ember plastik untuk kemudian dicuci dengan air
mengalir. Tujuan dari tahapan pencucian ini adalah membersihkan
biji-biji kedelai dari kotoran-kotoran supaya tidak mengganggu proses
penggilingan dan agar kotoran-kotoran tidak tercampur ke dalam adonan
tahu. Setelah selesai proses pencucian, kedelai ditiriskan dalam
saringan bambu berukuran besar.
- Penggilingan
Proses penggilingan dilakukan dengan
menggunakan mesin penggiling biji kedelai dengan tenaga penggerak dari
motor lisrik. Tujuan penggilingan yaitu untuk memperoleh bubur kedelai
yang kemudian dimasak sampai mendidih. Saat proses penggilingan
sebaiknya dialiri air untuk didapatkan kekentalan bubur yang diinginkan.
- Perebusan/Pemasakan
Proses perebusan ini dilakukan di sebuah
bak berbentuk bundar yang dibuat dari semen yang di bagian bawahnya
terdapat pemanas uap. Uap panas berasal dari ketel uap yang ada di
bagian belakang lokasi proses pembuatan tahu yang dialirkan melalui pipa
besi. Bahan bakar yang digunakan sebagai sumber panas adalah kayu bakar
yang diperoleh dari sisa-sisa pembangunan rumah. Tujuan perebusan
adalah untuk mendenaturasi protein dari kedelai sehingga protein mudah
terkoagulasi saat penambahan asam. Titik akhir perebusan ditandai dengan
timbulnya gelembung-gelembung panas dan mengentalnya larutan/bubur
kedelai. Kapasitas bak perebusan adalah sekitar 7.5 kg kedelai.
- Penyaringan
Setelah bubur kedelai direbus dan
mengental, dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan kain saring.
Tujuan dari proses penyaringan ini adalah memisahkan antara ampas atau
limbah padat dari bubur kedelai dengan filtrat yang diinginkan. Pada
proses penyaringan ini bubur kedelai yang telah mendidih dan sedikit
mengental, selanjutnya dialirkan melalui kran yang ada di bagian bawah
bak pemanas. Bubur tersebut dialirkan melewati kain saring yang ada
diatas bak penampung.
Setelah seluruh bubur yang ada di bak
pemanas habis lalu dimulai proses penyaringan. Saat penyaringan secara
terus-menerus dilakukan penambahan air dengan cara menuangkan pada
bagian tepi saringan agar tidak ada padatan yang tersisa di saringan.
Penuangan air diakhiri ketika filtrat yang dihasilkan sudah mencukupi.
Kemudian saringan yang berisi ampas diperas sampai benar-benar kering.
Ampas hasil penyaringan disebut ampas yang kering, ampas tersebut
dipindahkan ke dalam karung. Ampas tersebut dimanfaatkan untuk makanan
ternak ataupun dijual untuk bahan dasar pembuatan tempe gembus/bongkrek.
- Pengendapan dan Penambahan Asam Cuka
Dari proses penyaringan diperoleh filtrat
putih seperti susu yang kemudian akan diproses lebih lanjut. Filtrat
yang didapat kemudian ditambahkan asam cuka dalam jumlah tertentu.
Fungsi penambahan asam cuka adalah mengendapkan dan menggumpalkan
protein tahu sehingga terjadi pemisahan antara whey dengan gumpalan tahu. Setelah ditambahkan asam cuka terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas (whey)
dan lapisan bawah (filtrat/endapan tahu). Endapan tersebut terjadi
karena adanya koagulasi protein yang disebabkan adanya reaksi antara
protein dan asam yang ditambahkan. Endapan tersebut yang merupakan bahan
utama yang akan dicetak menjadi tahu. Lapisan atas (whey) yang berupa limbah cair merupakan bahan dasar yang akan diolah menjadi Nata De Soya.
- Pencetakan dan Pengepresan
Proses pencetakan dan pengepresan
merupakan tahap akhir pembuatan tahu. Cetakan yang digunakan adalah
terbuat dari kayu berukuran 70x70cm yang diberi lubang berukuran kecil
di sekelilingnya. Lubang tersebut bertujuan untuk memudahkan air keluar
saat proses pengepresan. Sebelum proses pencetakan yang harus dilakukan
adalah memasang kain saring tipis di permukaan cetakan. Setelah itu,
endapan yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya dipindahkan dengan
menggunakan alat semacam wajan secara pelan-pelan. Selanjutnya kain
saring ditutup rapat dan kemudian diletakkan kayu yang berukuran hampir
sama dengan cetakan di bagian atasnya. Setelah itu, bagian atas cetakan
diberi beban untuk membantu mempercepat proses pengepresan tahu. Waktu
untuk proses pengepresan ini tidak ditentukan secara tepat, pemilik
mitra hanya memperkirakan dan membuka kain saring pada waktu tertentu.
Pemilik mempunyai parameter bahwa tahu siap dikeluarkan dari cetakan
apabila tahu tersebut sudah cukup keras dan tidak hancur bila digoyang.
- Pemotongan tahu
Setelah proses pencetakan selesai, tahu
yang sudah jadi dikeluarkan dari cetakan dengan cara membalik cetakan
dan kemudian membuka kain saring yang melapisi tahu. Setelah itu tahu
dipindahkan ke dalam bak yang berisi air agar tahu tidak hancur. Sebelum
siap dipasarkan tahu terlebih dahulu dipotong sesuai ukuran. Pemotongan
dilakukan di dalam air dan dilakukan secara cepat agar tahu tidak
hancur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar